Perencanaan Keuangan First Jobber

Penyesalan memang selalu datang kemudian. Jadi, jangan sampai salah langkah.
Kalau waktu dapat diputar kembali, pasti banyak orang yang ingin agar dapat mengatur keuangannya semenjak dini, terutama sejak pertama kali bisa menghasilkan uang sendiri alias menjadi first jobber. Tujuannya, agar kelak di masa tua dapat menjalani hidup dengan baik. Sayangnya, hal tersebut tidak mungkin terjadi.

Belajar dari kesalahan tersebut, selayaknya ilmu perencanaan keuangan ditularkan sejak dini kepada siapa saja di sekitar Anda, yang sudah lulus sekolah atau kuliah dan mulai memasuki dunia keerja untuk pertama kali alias menjadi first jobber tadi.


Lalu, apa saja yang harus dipahami para first jobber? Simak ini:

Hambatan mental. Selama ini para first jobber beralasan gagal melaksanakan budgeting lantaran jumlah penghasilan mereka terbilang sedikit. Inilah yang disebut sebagai hambatan mental, karena sesungguhnya yang diharapkan dari para first jobber bukan terkait dengan jumlah uang yang akan dialokasikan ke pos-pos tertentu, melainkan lebih untuk memicu kebiasaan untuk melakukan budgeting. Jadi, tak peduli besar atau kecil penghasilan yang diperoleh. Begitu first jobber terbiasa mengalokasikan uang mereka, saat penghasilan meningkat mereka tidak terpicu untuk menghambur-hamburkannya. Karena tahu bahwa mereka punya tanggungjawab membuat alokasi.

Cermat merencanakan.
Perencanaan keuangan sebetulnya sama dengan kegiatan membuat budgeting. Yaitu kegiatan mengalokasikan uang yang Anda hasilkan ke sejumlah pos yang kelak di kemudian hari dapat membuat Anda mampu secara keuangan menjalani hidup, ketika penghasilan yang Anda biasa peroleh berkurang, atau berhenti sama sekali lantarah pensiun. Masalahnya terletak pada tiga hal, yaitu apa saja pos tersebut, berapa yang harus dialokasikan di tiap pos, dan kapan memulai dan sampai kapan mengalokasikan dana di pos-pos tersebut.

Pos alokasi. Pada dasarnya, pos-pos yang harus dibuat tak perlu terlalu banyak, dengan asumsi first jobber tidak memiliki tanggungan. Namun yang jelas minimal harus ada empat pos, yaitu: tabungan (30%), dana pensiun (20%), investasi (10%) dan pengeluaran (40%). Namun, bila first jobber memiliki tanggungan, maka pos tabungan bisa dikurangi menjadi 20%, dan 10% selisihnya dialokasikan untuk pos tanggungan.

Waktu alokasi. Tabungan, dana pensiun dan investasi harus dialokasikan pertama kali sejak gaji diterima, bukan terakhir atau sisa dari gaji. Sementara itu, pos investasi bisa ditangguhkan sementara waktu, tetapi harus selalu dipantau, sehingga saat tabungan mencukupi, sebagian bisa dialokasikan untuk memulai investasi. Target waktun maksimum memulai investasi adalah setahun setelah bekerja. Semakin cepat Anda berinvestasi, semakin baik, karena nilai tabungan dan deposito Anda bakal tergerus inflasi. Tidak demikian halnya dengan bila berinvestasi.

Tidak mencukupi. Bila ternyata penghasilan yang didapat masih belum dapat mencukupi, ketimbang mengurangi lagi alokasi di setiap pos, lebih baik first jobber mengambil alternatif mencari penghasilan tambahan. Mumpung masih muda, saatnya untuk lebih giat berkarya dan mengumpulkan aset. Kalau memungkinkan, targetkan untuk selalu memiliki uang sisa dari 40% pos pengeluaran tiap bulan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar